Hari-hariku ku lalui masih seperti biasanya, tetapi
akhir-akhir ini berbeda tak ada lagi ucapan selamat pagi darimu yang selalu kau
kirim lewat WA ke HPku. Begitu juga aku tak lagi sering mengirim ucapan selamat
pagi kepadamu. Aku tak tau apa yang aku rasakan sekarang, berbulan-bulan
menjalin asmara denganmu dan berbulan-bulan pula hati ini sering menjadi
pelampiasanmu saja.
Aku sudah terbiasa menerima kata-kata kasar dari setiap
ucapanmu ketika marah kepadaku, bahkan terkadang marahmu tak beralasan. Rasanya
hati ini terlalu kebal menerima semua ucapan-ucapan kasarmu itu kepadaku.
Hingga terkadang telinggaku pun tak meradang mendengar kau mengataiku dengan
kata-kata yang tak sepantasnya kau ucapkan kepada wanitamu ini. Apa mungkin
sekarang hatiku sudah mati rasa kepadamu? entahlah aku tak tahu itu.
Kamu selalu menuntutku untuk menjadi seperti yang kau
inginkan , sedangkan aku tak pernah menuntutmu untuk menjadi ini dan itu.
Karena aku tulus mencintaimu apa adanya, walaupun banyak yang lebih mapan dan
menawan darimu aku tetep menjaga komitmen untuk tetap setia dan tulus kepadamu.
Bahkan banyak orang-orang yang menganggapku terlalu bodoh karena mencintaimu
sedangkan kau tak pernah menghargai kehadiranku.
Selama ini aku selalu berusaha untuk menjadi wanita yang kau
inginkan dan berharap kau akan lebih menyayangiku ketika aku bisa menjadi
wanita yang kau inginkan. Tapi semua itu sia-sia, semua pengorbananku untukmu
tak pernah terlihat di matamu. Sering kita denger dimata wanita cowok
selalu salah, tapi di kehidupanku itu berbanding terbalik karena aku adalah
wanita yang selalu salah dimatamu.
Bagaimana tidak? apapun yang aku lakukan selalu salah
dimatamu, pasti ada saja hal yang selalu membuatmu memaki-maki aku. Bahkan
ketika aku berusaha menghiburmu dengan membuatmu tertawa pun hanya senyum kecut
yang ku dapatkan. Ya bagimana lagi? sepertinya memang bukan aku yang kau
harapkan. Tetapi sebagai wanita aku juga terkadang merasa ingin diperlakukan
seperti wanita lain yang selalu di sayangi dengan kekasihnya, terkadang juga
ingin dimanja, tertawa bersama.
Tetapi hal itu hanya ku dapatkan di awal kita jadian aja dan
untuk seterusnya bahkan sampai saat ini aku hanya bisa menghayalkan itu semua.
Jangankan untuk bermanja-manja denganmu atau untuk merengek-renggek seperti
anak kecil didepanmu agar kau perhatikan, untuk bertemu dan bertatap saja kau
tak mau. Aku sudah biasa menjadi mandiri karena aku tak ingin bergantung diri
kepadamu, karena aku tau yang aku dapatkan pasti hanya bentakan saja darimu.
Apakah kamu pernah sedikit saja membayangkan jika suatu saat
posisi kita ditukar oleh Tuhan? Mungkin kau tak pernah mau membayangkan hal itu
karena egomu terlalu besar. Aku bukan type wanita pendendam kok, jadi tenang
saja. Karena dari kecil aku di besarkan oleh kedua orang tuaku dengan susah
payah demi kebahagiaanku bukan untuk disakiti oleh lelaki yang bertemu disaat
aku sudah dewasa. Apakah kelak kedua orang tuaku terima? tolong kau pikirkan
itu.
Kelak kau pasti menyesal karena telah menyia-nyiakan wanita
yang sangat tulus kepadamu dan hanya diam saja saat kau memarahiku tanpa
alasan. Karena aku hanya jadi pelampiasan marahmu disaat kau sedang emosi
dengan pekerjaanmu maupun masalah pribadi . Aku juga wanita yang mau kau tuntut
ini itu dan selalu berusaha mendampingimu saat kau butuh sandaran.Kau juga
pasti akan kehilangan wanita yang mau mengalah bahkan memendam semua kecewanya
demi menuruti egomu dan sifatmu yang keras kepala itu.
Untuk saat ini aku percaya jika kamu memang jodohku pasti
suatu saat kau akan menerimaku layaknya wanita lain yang pernah mengisi hatimu.
Aku juga takkan membiarkanmu berjuang sendirian jika suatu saat kamu terjatuh,
aku akan lapang dada menyodorkan pundakku untuk tempat bersandarmu ketika kau
butuh sandaran. Jika kita memang kita tidak berjodoh aku harap aku mendapatkan
seorang laki-laki yang mau menerimaku apa adanya, dan aku selalu berdoa semoga
kau tidak mendapat balasan dari apa yang kau lakukan kepadaku. Aku ikhlas
Dariku,
wanita yang tulus mencintaimu dan berharap kau menghargaiku